Kabupaten Pasaman kembali dilanda banjir. Akibatnya, sebuah jembatan putus, satu unit rumah hanyut, ratusan hektere sawah dan kolam ikan masyarakat terendam. Kerugian ditaksir Rp29,.5 miliar.
Seperti dilansir Padangmedia. com, banjir terjadi sejak Kamis (14/2) malam hingga Jumat (15/2) pagi di tiga kecamatan masing-masing di Kecamatan Rao Selatan, Padanggelugur dan Kecamatan Rao Utara.
Di Nagari Lubuak Layang, Kecamatan Rao Selatan, akibat banjir empat unit rumah rusak berat, tiga rusak sedang. Sementara, kolam yang terendam banjir 322 hektare dan sawah 270 hektare.
Di Rao Selatan, banjir disebabkan meluapnya pertemuan Sungai Batang Sibinail, Sungai Batang Asik dan Sungai Batang Sumpur.
Di Nagari Padanggelugur, Kecamatan Padanggelugur, banjir terjadi akibat meluapnya Sungai Batang Sontang dan merencam 65 hektere kolam ikan. Sementara di Nagari Koto Rajo, Kecamatan Rao Utara, satu jembatan putus, jalan rusak di 4 titik total 400 meter, satu rumah hanyut , sawah yang terendam 425 hektare. Sekitar 5 ribu jiwa terisolasi akibat putusnya jembatan.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa banjir di Pasaman. Kepala BPBD Pasaman, M Nasir, mengaku telah memberikan laporan kepada BNPB dan Gubernur Sumbar.
Tanggap Darurat
Terkait m usibah banjir ini, Pemerintah Kabupaten Pasaman telah memberlakukan tanggap darurat sejak Kamis (14/2) malam hingga seminggu ke depan.
Untuk itu, Pemkab Pasaman menerjunkan tim siaga bencana, terdiri atas Tagana yang berjumlah 28 orang dan personil Damkar 32 orang. Mereka diterjunkan ke lokasi banjir di Rao Utara dan Rao Selatan.
“Mereka akan diterjunkan besok untuk mendistribusikan bantuan berupa beras dan kebutuhan pokok lainnya ke tiga lokasi banjir di tiga kecamatan,” kata Sekda Pasaman, Syamsurizal kepada padangmedia.com, Jumat (15/2).
Sementara hari ini, katanya, sejumlah alat berat sudah dikerahkan ke lokasi banjir terparah di Rao Utara. Di sana, akses jalan terputus total akibat satu unit jembatan putus.
“Tim sudah dikerahkan untuk penanganan banjir di tiga kecamatan itu. Bahkan, instansi terkait juga sudah diperintahkan untuk mendata sejumlah kerusakan pasca banjir,” katanya.
Akibat putusnya jembatan itu, sekitar lima ribu jiwa di Nagari Kotonopan Kecamatan Rao Utara terisolasi.
Salah seorang warga setempat, Syafri meminta Pemkab Pasaman secepatnya mendrop bantuan logistik. Karena, persediaan pangan hanya cukup untuk satu hari.
Medan yang jauh serta infrastruktur jalan yang rusak ditambah ketidaktersediaan jaringan komunikasi di daerah itu menambah sulitnya menuju daerah itu guna mengetahui kondisi terkini dari warga di ujung utara Kabupaten Pasaman itu
src / padangmedia | haluan
img / minangsedunia