Seorang ibu kandung, diduga sengaja membuang bayinya
dengan cara meletakkan di dalam Mushalla Asy-Syfa Payakumbuh, Selasa (2/4).
Bayi perempuan berusia lebih kurang dua sampai tiga hari tersebut, ditemukan pertama kali oleh Syahril, garin mushalla yang terletak di areal RSUD Adnan WD.
“Karena mendengar tangis bayi di teras depan mushalla, saya menjadi penasaran. Lalu saya lihat, ternyata ada sesosok bayi tergeletak dengan tubuh dibalut bedung,” kata Syahril, si penemu bayi, kepada Singgalang, Rabu (3/4) di Payakumbuh.
Selain menemukan bayi dengan berat 2,8 kilogram dan panjang 48 centimeter, Syahril juga menemukan surat yang ditulis di kertas.
Besar dugaan, surat itu ditulis ibu bayi. Isi surat tersebut, kira-kira seperti ini. “Tolong antarkan anak saya ke panti asuhan di Bukittinggi.”
Selain itu, surat juga berisikan permintaan maaf sang ibu, karena meningalkan bayinya. “Demikian isi surat tersebut kira-kira,” kata garin mushalla.
Begitu menemukan bayi beserta surat, Syahril langsung memberitahu pengurus Mushalla Asy-Syifa. Oleh pengurus mushalla, peristiwa dilaporkan kepada polisi.
Sambil menunggu kedatangan polisi, bayi malang itu diboyong ke ruang perinatologi rumah sakit untuk mendapat perawatan. “Kita putuskan, untuk melakukan perawatan, karena kondisi bayi saat ditemukan, kurang sehat,” kata Direktur RSUD Adnan WD, Herijon kepada Singgalang.
Sampai Rabu (3/4) sore, bayi yang mendapat perhatian spesial dari paramedis dan keluarga pasien RSUD Adnan WD tersebut, masih dirawat di ruang Perinatologi.
Menurut Dini Marini dan Nidia Maya Putri, dua bidan yang bertugas di ruangan tersebut, kondisi bayi sudah berangsur membaik. “Waktu ditemukan, wajahnya memang kuning dan mencret. Tali pusar bau, seperti kena infeksi. Tapi kini, mencretnya sudah berhenti,” kata Dini dan Nidia.
Hingga berita ini diturunkan, belum diketahui siapa pemilik atau ibu dari bayi malang tersebut. Belum ada pihak yang mengakuinya, atau ingin mengadopsi bayi. Besar kemungkinan, bayi itu merupakan hasil hubungan gelap.
Polisi Resor Payakumbuh, berjanji melakukan penyelidikan. “Kita sudah terima laporannya. Kita akan lakukaan penyelidikan,” kata AKP Jefrizal Jahrun, Kasatreskrim Polres Payakumbuh
src / singgalang
Begitulah, fungsi dan nilai Bundo Kanduang telah mulai luntur di negeri ini. Seorang wanita yang seharusnya sebagai pengayom baik itu di keluarga maupun di kaumnya, justru tega membuang anaknya sendiri, walau apapapun itu alasannya..
BalasHapus