.
Home » » Pesawat Sriwijaya Air "Tergelincir" di Bandara Internasional Minangkabau

Pesawat Sriwijaya Air "Tergelincir" di Bandara Internasional Minangkabau

Ditulih Unknown pado hari Rabu, 27 Maret 2013 | 20.37


Pesawat Sriwijaya Air rute penerbangan Padang – Jakarta, mengalami gangguan saat take off dari Bandara Internasional Minangkabau (BIM) menuju Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta.

Sedianya, pesawat tersebut akan berangkat pukul 19.00 WIB, namun ketika hendak terbang, tiba-tiba pesawat lepas kendali dan berhenti. Keberangkatan pun tertunda. “Tak jadi berangkat. Pesawat tergelincir,” kata salah seorang pengunjung BIM via BBM.

Sebelumnya, pada 14 Oktober, pesawat Sriwijaya Air dari Medan juga pernah salah mendarat di Pangkalan TNI AU (Lanud) Tabing, yang beberapa tahun lalu digunakan untuk penerbangan komersial, namun kini tak difungsikan sejak beroperasinya Bandara Internasional Minangkabau (BIM), pada Sabtu pukul 17.05 WIB.

Menurut Toni, salah seorang penumpang pesawat, pesawat dengan nomor penerbangan SJ0021 berangkat dari Kota Medan menuju Kota Padang sekitar pukul 16.00 WIB, dan setelah penerbangan berlangsung pesawat terlihat dengan kondisi baik, namun sampai di Kota Padang, pesawat tidak mendarat di bandara yang seharusnya.

“Tadi waktu berangkat tidak terlihat adanya kendala dalam penerbangan, namun saat sampai di Kota Padang, saya memang sedikit curiga,  saat hendak mendarat, saya melihat lokasi landasan bandara yang telah lama ditutup, bukan di BIM,” kata Toni kepada Antara.

Dia menambahkan, saat mendarat, para penumpang juga merasakan adanya getaran, apalagi saat hendak membelokan pesawat, namun penumpang hanya diberitahu oleh pramugari yang ada bahwa pilot yang membawa pesawat ini masih baru, dan tidak tahu Kota Padang, namun apa penyebab pastinya saya dan penumpang lain tidak mengetahui secara pasti, sebab tidak ada keterangan resmi dari pihak penerbangan.

Penumpang yang membeli tiket dengan nomor kursi II B tersebut, juga menjelaskan, mereka sempat tertahan di dalam pesawat, dimana untuk turun tidak ada tangga darurat, sehingga menunggu tangga tersebut disediakan.
Sehubungan dengan itu, berdasarkan pantauan dilapangan, para penumpang harus bertahan hingga pukul 19.00 WIB, penumpang baru bisa keluar dan dijemput oleh sanak saudara meraka kelokasi bandara yang saat ini seharusnya hanya digunakan untuk pendaratan pesawat yang bukan komersil.

Sementara itu, penumpang lainya Mimi menyatakan kecewa dengan penerbangan tersebut, sebab tidak ada kejelasan dari pihak maskapai terkait salah mendarat tersebut.

“Saya kecewa, sebab tidak ada kejelasan dari pihak maskapai, kami hanya tertahan di dalam pesawat, apalagi tidak ada tangga daruratnya setelah pesawat mendarat, dan baru ada setelah aparat TNI yang memakai lokasi ini, mencarikan tangga untuk turun itu,” jelasnya.

Mimi menambahkan, namun sebelum mendarat memang pesawat ini sempat berputar sekitar 10 menit di atas laut Kota Padang, sebelum mendarat meski bukan di BIM, namun pramugari juga mengatakan para penumpang telah di BIM.

General Manager BIM tidak mengangkat telepon saat dihubungi untuk dikonfirmasi.

Sementara itu, Kepala Divisi Operasional BIM saat dihubungi juga tidak berada di tempat, sehingga belum bisa memberikan kejelasan penyebab dari salah mendaratnya pesawat tersebut.

“Saya sedang berada di Kota Pekanbaru, dan belum bisa memberikan keterangan apa penyebab sebenarnya, sehingga pesawat penumpang tersebut bisa salah dalam menentukan lokasi pendaratan,” jelasnya.

src / soetudjuh

Share this article :
Komentar
0 Komentar

0 komentar :

Posting Komentar

.