"Sesuai rencana peluncuran perdana pengoperasian taksi Blue Bird di Padang pada 21 Mei nanti. Jumlah armada yang akan beroperasi tahap awal sebanyak 50 unit," kata Kepala Dinas Perhubungan dan Kominfo Sumbar Mudrika kepada wartawan di Padang, Jumat.
Pemprov Sumbar melalui Dishub Kominfo memberikan izin untuk perusahaan Blue Bird sebanyak 150 unit armada taksi, tapi tahap awal direncanakan dioperasikan 50 unit.
Ia mengatakan, jika dalam kurun waktu enam bulan tak dilakukan penambahan taksi yang dioperasikan, maka kebijakannya hanya akan ditetapkan yang ada saja.
Perusahaan Blue Bird menetapkan untuk mengoperasikan taksi menggunakan sistem argometer, sebagaimana yang diberlakukan di kota-kota besar seperti di Jakarta.
"Buka pintu saja penumpang sudah dikenakan biaya sesuai argo, tetapi kepastian nilai awal berapa, belum ditentukan. Memang ada yang menyebutkan 4.000 yang ditetapkan perusahaan tersebut," katanya.
Menurut dia, supaya tidak sama dan merasa tersaingi armada taksi yang sudah beroperasi selama ini, sebaiknya tarif argo ditetapkan lebih tinggi.
Sebab, bagi masyarakat yang ingin memanfaatkan jasa taksi soal berapa nilai argo tak akan dipersoalkan, karena bagi penumpang yang terpenting kepastian harga dan kenyamanan.
Justru itu, manajemen Blue Bird dalam merekrut sopir warga daerah ini dengan syarat begitu ketat, salah satunya tak boleh ada tato dan harus bisa memperlihatkan sikap lemah lembut.
"Secara kultur masyarakat di negeri ini tidak mau dipermainkan soal tarif jasa angkutan. Apabila sekali kecewa penumpang sulit untuk menggunakan jasa taksi tersebut," ujarnya.
Selama ini, banyak keluhan-keluhan dari masyarakat yang datang dari Jakarta. Baru datang di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) sudah ditarik-tarik.
Hal serupa tentu tak akan ditemukan di kalangan pengemudi armada Blue Bird karena pengelolanya sudah profesional dan selama ini telah dibuktikan pada 12 kota di Indonesia.
Ia menilai, selama ini adanya taksi yang "ngetem" di tempat tertentu karena masyarakat tak mau naik karena sudah pernah kecewa, mungkin saja berkaitan tarif atau sikap pelayanan.
Jadi, keberadaan armada Blue Bird melayani penumpang ke sejumlah kota di Sumbar, diharapkan memotivasi dan jadi contoh bagi pengusaha lokal yang ada selama ini untuk berbenah.
Selain itu, dapat memberi dampak positif terhadap pengembangan sektor pariwisata Sumbar, terutama kabupaten/kota yang menjadi destinasi.
Kini armada taksi yang masih beroperasi di Sumbar, kata dia, tercatat sebanyak 343 unit, tapi masa operasinya dominan melebihi sembilan tahun.
Sumbar pada penghitungan kebutuhan armada taksi tahun 1990, dibutuhkan kuota sebanyak 1.550 unit sehingga masih berpeluang untuk penambahan.
"Kita menambah armada taksi bukan untuk memberi saingan yang ada sekarang, tapi bertujuan memberi pelayanan transportasi yang nyaman pada masyarakat. Perusahaan taksi lokal yang beroperasi tetap dilanjutkan izin operasinya," ujarnya.