antarasumbar | Ribuan pengunjung dari berbagai daerah di Sumatera Barat
mengunjungi titik ekuator di museum Tuanku Imam Bonjol, Kabupaten Pasaman untuk
menyaksikan fenomena alam kulminasi matahari, Sabtu.
Kepala Bidang (Kabid) Pariwisata Disbudparpora Kabupaten
Pasaman Ricky Riswandi di Bonjol mengatakan, kulminasi matahari hanya terjadi
dua kali dalam setahun pada Maret dan September.
"Pengunjung
antusias berdatangan untuk menyaksikan kulminasi matahari yang hanya dapat
hanya terjadi di daerah tertentu saja," kata dia.
Dia mengatakan, pengunjung yang datang berkunjung
menyaksikan kulminasi matahari tersebut berasal dari berbagai kalangan baik
unsur pemerintah maupun masyarakat lainnya.
"Alhamdulilah, pengunjung yang ingin menyaksikan
kulminasi matarahi padat yang berasal dari Payakumbuh, Bukittinggi, Padang dan
sebagainya," kata dia.
Dia menambahkan, selain menyaksikan kulminasi matahari,
para pengunjung juga disuguhi kesenian tradisional Pasaman maupun Sumbar serta
pagelaran musik.
Kami menyuguhi berbagai kesenian daerah Minangkabau dan
khas Pasaman serta festival band agar pengunjung betah dan kembali datang lagi
di tahun mendatang," kata dia.
Dia menyebutkan, peringatan kulminasi kali ini juga diisi
dengan mendirikan stand dan pasar rakyat yang menjual beraneka souvenir.
"Semoga dengan adanya peringatan kulminasi matahari
ini bisa berdampak pada penambahan pendapatan masyarakat," kata dia.
Sementara itu, Kepala Badan Metereologi dan Fisika
Sumatera barat Taufiq Gunawan, mengatakan, fenomena kulminasi matahari adalah
sebuah keunikan yang hanya terdapat di daerah tertentu. Untuk di Indonesia
hanya dapat disaksikan di Kota Pontianak Kalimantan Barat dan Kabupaten
Pasaman, Sumatera Barat.
"Kulminasi matahari di Pasaman pada kali ini,
tepatnya terjadi pada pukul 12.11.47 Wib," kata dia.
Pada saat kulminasi, matahari berhadapan dan berada pada
titik 0 derajat dengan bumi atau persis di atas kepala. Sedangkan benda tegak
lurus yang berada persis di garis equator tidak memiliki bayang-bayang