Presiden Direktur PT Supreme Energy Supramu Santoso di Padang Aro, Jumat, mengatakan, setelah melakukan berbagai studi, survei kelayakan seta potensi yang ada semenjak 2008 akhirnya pengeboran sumur pertama untuk PLTP di Solok Selatan bisa dimulai dan diawali pada titik ML A1.

"Untuk mengetahui cadangan energi panas bumi di daerah itu maka bisa dibuktikan dengan melakukan pengeboran," katanya.

Ia menjelaskan, berdasarkan studi yang dilakukan potensi panas bumi di daerah itu bisa menghasilkan 220 megawatt tenaga listrik dengan pengeboran 4-6 sumur.

"Untuk melakukan pengeboran satu sumur membutuhkn waktu 45 hari dan diperkirakan pertengahan tahun 2013 sudah bisa beranjak pada tahap pembangunan," jelasnya.

Pada tahap pembangunan ini katanya, akan menyerap banyak tenaga kerja dan diutamakan dari masyarakat lokal sesuai dengan kemampuan mereka.

"Dari tenaga ahlinya akan didatangkan dari Jakarta atau asing tetapi tetap akan memprioritaskan kemampuan lokal," imbuhnya.

Ia mengungkapkan, untuk daerah Solok Selatan potensi panas bumi cukup besar dan pihaknya optimistis proyek ini akan berhasil.

"Rata-rata di Indonesia kemungkinan keberhasilan PLTP ini hanya 50 persen tetapi melihat potensi di daerah ini kami optimistis 70 persen akan berhasil," ungkapnya.

Jika pengeboran eksplorasi ini sukses jelasnya, akan dilanjutkan dengan studi kelayakan, rekayasa, desain dan tender untuk pembangunan fasilitas produksi dan pembangkit listrik serta pemboran sumur-sumur produksi.

"Listrik yang dihasilkan oleh PLTP ini akan disalurkan ke PT Perusahaan Listrik Nasional (PT PLN) berdasarkan kontrak jual beli selama 30 tahun," jelasnya.

Ia mengungkapkan, PLTP di Solok Selatan itu jika berhail tahun 2016 sudah bisa dimanfaatkan dan setelah beroperasi akan menyerap sekitar 200 tenaga kerja.

Ia menambahkan, selama ini yang menjadi kendala dan memperlambat pengeboran yaitu karena cuaca yang kurang baik sehingga pengerjaan serta pengerasan jalan jadi terlambat.

"Rencananya kami melakukan pengeboran pada Agustus tetapi karena kesiapan jalan yang belum memadai sehingga ditunda menjadi sekarang," tambahnya.

Ditambahkannya, untuk dukungan pemerintah sangat besar untuk pembangunan geothermal ini karena ini merupakan energi alternatif yang ramah lingkungan.

Asisten dua bidang ekonomi dan pembangunan Sekda Provinsi Sumbar Syafrial S mengatakan, untuk Sumatera Barat ada 16 lokasi potensi panas bumi, salah satunya di Solok Selatan.

"Dari 16 lokasi tersebut empat sudah memiliki Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) yaitu Solok Selatan, Pasaman, Kota Solok dan Kabupaten Solok," katanya.