Pimpinan Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sumatera Barat
menetapkan 1 Syawal 1434 Hijriah atau Hari Raya Idul Fitri jatuh pada Kamis, 8
Agustus 2013. Hal ini disepakati ahli hisab PWNU dalam muzakarah di
gedung PWNU Sumatera Barat, Sabtu lalu.
"Muzakarah itu dihadiri tiga orang ahli falak dan 50 orang pengikut NU," ujar Rais Syuriah NU Sumatera Barat, Asasriwarni, Kamis, 25 Juli 2013.
Penetapan itu berdasarkan kesepakatan ahli hisab yang menyatakan ijtima akhir Ramadan pada Rabu, 7 Agustus 2013 sekitar pukul 04.25 WIB dengan ketinggian hilal 3,27 derajat. "Sudah terpenuhi. Sebab, ketinggian hilal minimal 2 derajat. Sudah terlihat hilal," ujar Asasriwarni.
Jarak matahari dengan bulan mencapai 4 derajat dengan jarak ijtima dengan terbenamnya matahari 13 jam lebih. Minimal jarak matahari dengan bulan itu 3 derajat dan jarak ijtimadengan terbenam matahari minimal 8 jam. Hasil hisab kita sudah melewati itu," kata Wakil Rektor IAIN Imam Bonjol Padang ini.
Dengan data-data tersebut, persyaratan rukyat sudah cukup. "Sesuai dengan rumus ilmu falak 2-3-8, maka 1 Syawal harus jatuh pada Kamis, 8 Agustus 2013," ujarnya. Meski demikian, PWNU tetap menunggu sidang isbat pemerintah. "Ini etika kita di NU."
Namun, meskipun tidak ada yang melihat hilal nanti sebelum sidang isbat, PWNU Sumatera Barat tetap menetapkan 1 Syawal 8 Agustus 2013. "Sebab, penetapan itu sudah sesuai dengan rukun Islam," ujar guru besar hukum Islam tersebut.
Menurut dia, proses penetapan awal Ramadan dan Syawal termasuk dalam fiqih ijtihadi infira, yang dapat dilakukan semua individu muslim. "Semua kita bisa ber-ijtihad," ujarnya.
****
src/antara