HarianSinggalang | 50 KOTA – Limapuluh Kota disapu hujan badai Rabu (3/10)
malam. Dua rumah warga di Kecamatan Harau, hancur setelah dihantam pepohonan.
Belasan bangunan lainnya kehilangan atap diterbangkan angin.
Saksi mata menyebutkan, hujan sebesar kelereng. Pohon dan tiang
listrik bertumbangan. Sebelumnya, daerah setempat dihantam angin puting beliung
yang mengakibatkan puluhan rumah kupak-kupak.
Tidak hanya di Harau, hujan badai juga menyapu Kecamatan Bukit Barisan. Di Nagari Baruah Gunuang ditemukan, beberapa unit atap bangunan milik masyarakat compang-camping diterbangkan angin.
Selain itu, angin juga meringsek sejumlah pemukiman penduduk. Termasuk pasar Baruah Gunuang. “Sejumlah lapak di Pasar Baruah Gunuang, hancur dikuak angin,” kata Inang, warga setempat.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Limapuluh Kota, Azril Tamin menyebutkan, akibat hujan badai tersebut, dua unit rumah warga di Harau persisnya di Perumahan Griya Sumatra, Kandang Lamo hancur diterpa pohon kelapa.
Bangunan itu diketahui milik warga bernama Ujang, dan Anwar. Pihaknya belum menerima laporan, terkait benca na serupa di Bukit Barisan.
Menurut korban Ujang dan Anwar, pemilik rumah yang hancur di Kandang Lamo, bencana hujan badai datang jelang adzan maghrib berkumandang. Saat kejadian, baik Ujang maupun Anwar sama-sama berada di kediaman masing-masing.
“Hujannya terlalu deras. Angin juga kencang. Saya dengar suara pohon tumbang. Tidak tahunya menghantam atap dan bangunan milik kami,” cerita Anwar, korban hujan badai yang bersuku Pitopang itu.
Beruntung, baik keluarga Ujang dan keluarga Anwar, dapat menyelamatkan diri dan keluar dari dalam rumah. BPBD mencatat, akibat hujan badai ini tidak kurang dari 15-an batang pohon bertumbangan di Harau termasuk tiang listrik.
Sesaat setelah kejadian, aliran listrik di sejumlah kawasan di Kecamatan Harau terputus. Hingga tadi malam, PT PLN (Persero) langsung menerjunkan pekerjanya untuk melakukan perbaikan.
Sarilamak
Mirip dengan kasus sebelumnya, saat hujan badai tadi malam, puluhan bangunan yang berada di kaki Bukit Limauatau di bawah pusat perkantoran Bupati dan Gedung DPRD Limapuluh Kota kembali dihantam lumpur.
Badan jalan dipenuhi material tanah dan pasir tersebut. Pemerintah daerah belum kunjung melakukan perbaikan drainase. Sehingga, semburan lumpur menjadi momok menakutkan.
Mirip dengan kasus sebelumnya, saat hujan badai tadi malam, puluhan bangunan yang berada di kaki Bukit Limauatau di bawah pusat perkantoran Bupati dan Gedung DPRD Limapuluh Kota kembali dihantam lumpur.
Badan jalan dipenuhi material tanah dan pasir tersebut. Pemerintah daerah belum kunjung melakukan perbaikan drainase. Sehingga, semburan lumpur menjadi momok menakutkan.
Hingga berita ini diturunkan, BPBD masih melakukan pendataan kerugian yang ditimbulkan akibat hujan badai di sejumlah kecamatan, terutama Harau.
Pejabat BPBD, Firmansyah memastikan, bencana tersebut bukanlah angin puting beliung. Melainkan hujan badai. “Beberapa tahun lalu, hujan badai juga pernah menyapu Limapuluh Kota. Tapi tidak separah ini,” kata Firmansyah.
Ketua DPRD Limapuluh Kota Darman Sahladi meminta dengan tegas, agar BPBD dan pihak terkait melakukan pendataan yang serius. Darman Sahladi juga menyinggung, proses rehab rekon bangunan milik korban puting beliung di Kecamatan Lareh Sago Halaban beberapa waktu lalu. “Evakuasi harus segera dilakukan. Setelah itu, BPBD tolon mencarikan solusi rehab rekonnya. Kita anggarkan juga dalam APBD Perubahan,” kata Ledi.