.
Home » » Gubuakkopi: Apa Kabar Buruh?

Gubuakkopi: Apa Kabar Buruh?

Ditulih Unknown pado hari Kamis, 28 April 2016 | 22.09



Komunitas Gubuak Kopi Gelar Pagelaran Seni Memperingati Hari Buruh Dunia

Pada tanggal 05 hingga 07 Mei 2016 mendatang, Kolompok studi seni dan media, Gubuakkopi akan menggelar serangkaian kegiatan seni yang mengajak kita melihat dan mengenal situasi buruh di Sumatra Barat. Kegiatan yang berjudul Moods of May ini akan berlangsung di Gallery dan Taman Belajar Gubuakkopi, di Jalan Yos Sudarso, 427, Kelurahan Kampung Jawa, Solok. Diantaranya penghadirkan, pameran seni rupa, penayangan filem, dan pertunjukan.



Moods of May, dirancang sebagai langkah awal untuk mengajak setiap masyarakat mengenal dan peduli terhadap situasi sosial buruh disekitar mereka. Langkah awal ini, menurut Albert, ketua Komunitas Gubuak Kopi, juga sebuah lanjutan dari program pengembangan pengetahuan seni dan media oleh Komunitas Gubuak Kopi sejak beberapa tahun terakhir.

"beberapa dekade ini seni di Solok, oleh sebagaian besar kalangan hanya dikenal sebagai sebuah hiburan, ritual, dan barang pajangan. Kali ini kita mengajak warga mengenal seni sebagai sebuah aksi aktivisme, sebagai suatu bagian estetis yang sangat dekat dengan masyarakat."

Kurang dari dua minggu sebelumnya Komunitas Gubuak Kopi menggelar perhelatan "Teater di Kampung Jawa" sebuah pengenalan ragam seni teater yang bisa dengan mudah dipelajari warga dan dikenal sebagai salah satu media dalam beraspirasi. Hal serupa juga dikembangkan dalam Moods of May, lebih dari itu Komunitas Gubuak Kopi mengajak warga pada sebuah 'kalangan' yang beberapa tahun terakhir sepi dibicarakan.

"melihat situasi belakangan ada beberapa asumsi, kenapa seniman ataupun media sedikit sekali membicarakan soal buruh, satu, isu buruh tidak menjual, kadang saya pikir harus tunggu kasus seperti Marsinah dulu. Kalaupun ada isu itu bisa diminimalisir dengan bernego bersama si pemilik modal terkait. Beberapa tahun lalu, dua orang pegawai sebuah perusahan rokok mendirikan semacam organisasi buruh, tak lama, dua orang ini di phk. nah itu dia nomor kedua, konsekwensi dari yang pertama, buruh merasa sendirian, lalu takut atau memilih tunduk."

Untuk saat ini, Komunitas Gubuak Kopi melempar wacana ini pada warga yang dalam hal ini termasuk: seniman, sastrawan, jurnalis, dan buruh itu sendiri, untuk membaca situasi buruh di sekitar dari prespektif mereka masing-masing.

Kegiatan ini dikomandoi oleh M. Risky dan untuk pameran akan dikuratori oleh Fadlan Fahrozi. Bocoran dari Risky, beberapa pertunjukan yang akan ikut unjuk gigi diantaranya, pertunjukan monolog, solo tari, musik, dan peformance art.

Setiap orang diajak untuk berpartisipasi dengan mengajukan konsep pertunjukan yang ikut mewakili tema kegiatan. Untuk pameran, dibuka untuk segala kalangan, gaya, dan media. Setiap karya dikirimkan bersama donasi senilah 20k IDR. (hms/gbk)
Share this article :
Komentar
0 Komentar

0 komentar :

Posting Komentar

.